ASSALAMUALAIKUM WR.WB
SALAM BLOGGER!!!
Mulai posting lagi, pagi ini!
Sebelumnya saya ucapkan selamat idul Adha 1434H, Buat muslim seluruh indonesia!!! oya judul diatas saya ambil dari petikan film kisah nabi Ibrahim As, film ini banyak pembelajaran yang saya ambil!!!! dari segi pembenaran sebuah mimpi, menepati janji ketika bersumpah, patuh dan taat pada perintah Allah. sebuah keikhlasa, cinta kasih bapak kepada anak, anak kepada bapak dan keluarga kepada Allah.
“Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih
karena Allah dan aku kurbankan kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS,
sebagai ungkapan karena Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung.
Kemudian
Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar, budaknya yang negro,
yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, beliau
berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau
dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim mencapai
99 tahun. Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama
Isma'il, artinya "Allah telah mendengar". Sebagai ungkapan kegembiraan
karena akhirnya memiliki putra, seolah Ibrahim berseru: "Allah mendengar
doaku".
Malam
berikutnya lagi, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang serupa. Maka,
keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan nazarnya (janjinya)
itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban
(yaumun nahr). Dalam riwayat lain dijelaskan, ketika Nabi Ibrahim AS
bermimpi untuk yang pertama kalinya, maka beliau memilih domba-domba
gemuk, sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api
datang menyantapnya. Beliau mengira bahwa perintah dalam mimpi sudah
terpenuhi. Untuk mimpi yang kedua kalinya, beliau memilih unta-unta
gemuk sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api
datang menyantapnya, dan beliau mengira perintah dalam mimpinya itu
telah terpenuhi.
“Tajamkanlah
pedang dan goreskan segera dileherku ini agar lebih mudah dan cepat
proses mautnya. Lalu bawalah pulang bajuku dan serahkan kepada agar ibu
agar menjadi kenangan baginya, serta sampaikan pula salamku kepadanya
dengan berkata, ‘Wahai ibu! Bersabarlah dalam melaksanakan perintah
Allah.’ Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke rumah ibu
sehingga ibu sehingga semakin menambah belasungkawa padaku, dan ketika
ayah melihat anak lain yang sebaya denganku, janganlah dipandang seksama
sehingga menimbulka rasa sedih di hati ayah,” sambung Isma'il.
Setelah mendengar pesan-pesan putranya itu, Nabi Ibrahim AS menjawab,
“Sebaik-baik kawan dalam melaksanakan perintah Allah SWT adalah kau,
wahai putraku tercinta!”
Kemudian Nabi Ibrahim as
menggoreskan pedangnya sekuat tenaga ke bagian leher putranya yang telah
diikat tangan dan kakinya, namun beliau tak mampu menggoresnya.
Ismail berkata, “Wahai ayahanda! Lepaskan tali pengikat tangan dan
kakiku ini agar aku tidak dinilai terpaksa dalam menjalankan
perintah-Nya. Goreskan lagi ke leherku agar para malaikat megetahui
bahwa diriku taat kepada Allah SWT dalam menjalan perintah semata-mata
karena-Nya.”
Nabi Ibrahim as melepaskan ikatan
tangan dan kaki putranya, lalu beliau hadapkan wajah anaknya ke bumi dan
langsung menggoreskan pedangnya ke leher putranya dengan sekuat
tenaganya, namun beliau masih juga tak mampu melakukannya karena
pedangnya selalu terpental. Tak puas dengan kemampuanya, beliau
menghujamkan pedangnya kearah sebuah batu, dan batu itu pun terbelah
menjadi dua bagian. “Hai pedang! Kau dapat membelah batu, tapi mengapa
kau tak mampu menembus daging?” gerutu beliau.
Atas
izin Allah SWT, pedang menjawab, “Hai Ibrahim! Kau menghendaki untuk
menyembelih, sedangkan Allah penguasa semesta alam berfirman, ‘jangan
disembelih’. Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah Allah?”
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang
nyata (bagimu). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang
besar.” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 106)
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1434H!!!
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN