ULANGAN HARIAN BAHASA INDONESIA KELAS XII
1. Perhatikan ilustrasi praktik diskusi dengan topik
“Kenakalan Remaja” berikut.
Putri : Kenakalan remaja disebabkan orang tua mereka kurang
memperhatikan anaknya.
Robi : Sebagian pendapat Taning benar, tetapi yang lebih
dominan adalah faktor motivasi.
Motivasi
dalam diri mereka mengenai hidup dan masa depan.
Yuni : Saya mendukung pendapat Labib, khususnya motivasi
yang berasal tuntutan lingkungan dan
motivasi dari dalam diri mereka yang positif.
Yati : Tentu perlu modal keterampilan dan materi untuk
mendukung motivasi mereka. Bila tidak, kenakalan remaja tidak dapat dihindarkan.
Buatlah
sebuah simpulan dari diskusi di atas!
2.
Sebutkan unsur-unsur penting dalam surat lamaran pekerjaan!
3.
Buatlah masing-masing satu paragraf yang berpola deduktif dan induktif!
4.
Apakah anda pernah melakukan pidato resmi di muka umum? Bagaimana
menurut anda teknik melakukan pidato yang baik?
Analisis Karaktristik tokoh dan Amanat yang tersirat dalam sinapsis
Novel dibawah ini!
5.
Sinapsis Novel ini menceritakan perjuangan seorang
tenaga pendidik (guru) honorer dua lembaga pendidikan swasta di sebuah kampung
jauh dari suasana perkotaan, tepatnya sekolah pedalaman Barumun, yakni Madrasah
Aliyah Amaliah dan SMP Islam Nurrazzi, sekolah miskin dan ambruk, dia bernama
Marfuddin Lubis, yang biasa disapa dengan pak Lubis. Pak lubis selain mengajar,
juga menjadi kepala keluarga, memiliki dua orang anak, dan tidak mempunyai
rumah, selain masih bergantung kepada mertuanya. Walaupaun demikian, dia adalah
sosok panutan guru-guru, dicintai siswa-siswinya dari berbagai angkatan, maklum
saja beliau telah mengabdi sepuluh tahunan lebih, namun semangat dan
totalitasnya tidak pernah pudar di tengah guncangan hidup. Semangatnya itu
terbukti dengan memenangi ‘Guru Tauladan’
di kecamatan Barumun. Dengan honerer seadanya, berkisar lima puluh ribu sampai
dengan seratus ribu rupiah perbulan, dia tetap mengabdi di sekolah tersebut,
baginya menjadi guru bukan sekedar tanggung jawab kerja, tapi panggilan jiwa
dan bentuk pengabdian kepada Sang Khalik.
Lubis adalah sosok
guru yang memiliki idealisme dan prinsif yang teguh, kuat dan mengakar dalam
pribadinya. Menjadi guru PNS yang sebagian orang menebusnya dengan uang tidak
akan pernah dilakukan Lubis. Menghidupi keluarganya cukup menjadi guru swasta
dan kerja sampingan, serta terus berdoa kepada yang Allah. Kecintaan Lubis pada
pengabdian di sekolah asal ditunjukkan dengan komitmentnya, dia dengan halus
tidak menerima tawaran dari dr. Rosmaida Hararap pemilik sekolah yang berencana
menginginkan sekolah baru berdirinya dikelola oleh pak Lubis. Sekolah milik dr.
Rosmaida merupakan sekolah yang rencananya akan berstandar nasional bahkan
internasional, dimana fasilitas mewah dan gedung yang besar, di samping itu
para pengelola akan mendapat pemasukan finansial cukup banyak untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Tentunya, pak Lubis memilki banyak pertimbangan, salah satu
yang mendasar adalah karena sekolah asal masih membutuhkannya pengapdiannya,
anak-anak SMP Islam Nurazizi dan MA Amaliyah masih mengharapkannya. Dalam
pikiran pak Lubis, anak-anak desa ini harus didik, dikobarkan cita-cita dan
mimpinya. Sekiranya dia meninggalkan sekolah asal, akan terlantarlah anak-anak
tersebut.
Suatu ketika, Lubis terjatuh dengan benturan yang
sangat keras di kakinya dalam perjalanan pulang, mengharuskan dr. Rosmaida
menangani di tempat kliniknya. Beberapa hari berada di klinik dr. Rosmaida
membuatnya lebih segar dan terasa sehat. Akhinya dengan permintaan keluarganya
mengharuskan pulang. Di tengah kesakitannya, Lubis sempat pergi ke madrasah
Amaliyah kembali menekuni tugasnya sebagai guru, bagai gayung bersambut, semua
siswa dan guru-guru menyambut kehadirannya. Dengan wajah manis dan ceria murid,
guru sekolah, memberikan warna lain pada hari itu.
Hidup memang sebuah perlawanan. Perlawanan melawan
kondisi dan keadaan. Hari itu Aisyah istri pak Lubis meninggal. Suasana
menjadikan lubis terebenam pada kemurungan dan kesedihan. Tak lama setelah
kepergian istrinya, dia bangkit dari kesedihan dan menatap masa depannya,
seorang sosok guru yang teguh. Sebuah prinsif yang sangat kuat dari pak Lubis,
ketika dr. Rosmaida mencoba memeluk dan menciumnya saat berada di rumah pak
Lubis, dengan keras mengharapakan perempuan itu keluar dari rumah. Berbagai
rintangan yang dihadapi Lubis datagn silih berganti, mulai dari kematian
istirnya, meninggalnya Ibu kandung, disusul lagi dengan penutupan SMP Islam
Nurarazizi, meninggalnya kepala sekolah MA Amaliyah dan musibah lainnya terus
menyertai Lubis. Tekadnya untuk terus berjuang saat seorang diri pada sekolah
Amaliyah terus menggelora. Pada akhirnya, Tuhan pun mengabulkan semua mimpinya,
dengan mengikuti lomba guru tauladan tingkat kabupaten. Kesempatan itu
digunakan untuk menyampaikan kondisi dan derita sekolah yang selama ini
dihadapi. Panitia memenangkan Lubis sebagai “Guru Tauladan” dengannya MA
Amaliyah kembali dibangun dengan dukungan pemerintah daerah. Tuhan memenuhi
janji hamba-Nya dengan mempertemukan Sufiatun mantan siswinya dulu, gadis
cantik nan sholehah untuk mendampingi perjuangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kirim komentar anda!