BLOG BASTRINDO BERBAGI INFORMASI SEPUTAR PENDIDIKAN MADRASAH

Jumat, 19 Juni 2015

PRINSIP DASAR HIDUP YANG BENAR

PRINSIP DASAR HIDUP YANG BENAR

Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak mendatangkan manfaat bagi manusia yang lain. [Hadist Nabi]

3 Poin penting dalam melakukan sesuatu:


  1. -mulai dari diri sendiri
  2. -mulai dari yang kecil
  3. -mulai dari sekarang


Berusahalah memahami orang lain dengan menempatkan diri kita sendiri pada posisi orang yang bersangkutan
Apabila dinasehati janganlah melihat oleh siapa kita dinasehati dan bagaimana orang tersebut menasehati, tetapi perhatikan apa isi nasehat dan mengapa orang menasehati (jangan siapa & bagaimana, lihat apa & mengapa).
Waktu tidak akan pernah berhenti, maka pergunakanlah sebaik-baiknya! 

Proyeksikanlah kegiatan-kegiatan kita dalam rencana-rencana, karena gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.

Jangan menyakiti orang lain jika kita sendiri tidak mau disakiti. Yang hina itu bukan orang yang dihina tapi orang yang menghina.

Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara:

  1. -Sehat sebelum sakit;
  2. -Muda sebelum tua;
  3. -Kaya sebelum miskin;
  4. -Lapang sebelum sempit;
  5. -Hidup sebelum Mati;


Nikahilah wanita karena 4 perkara: 

  1. karena harta bendanya, 
  2. keturunannya, 
  3. kecantikannya, 
  4. dan agamanya. 
Utamakanlah wanita yang taat kepada agamanya, niscaya kamu akan bahagia.

Ojo Cedhak Kebo Gupak (Jaga jarak dengan orang/ hal-hal yang dapat mendatangkan madharat).

Beritahu aku temanmu akan kuberitahu siapa dirimu!

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Dalam menjalani hidup kejarlah hal-hal yang pasti terjadi, insya Allah hal-hal yang mungkin terjadi dapat kita raih.

Apabila kita menghadapi masalah yang penting dan masalah yang mendesak, selesaikanlah masalah yang mendesak terlebih dahulu, sebab hal yang penting belum tentu mendesak.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. [Q.S. Alam Nasyrah: 5-7]

Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak dikerjakan oleh orang-orang gagal. Mereka (orang-orang sukses) belum tentu suka mengerjakannya. Namun ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka.

Orang yang berbakat gagal adalah orang yang mencari-cari alasan atas kegagalannya, sedangkan orang yang berbakat sukses adalah orang yang mencari alasan bagaimana bangkit dari kegagalannya.

Janganlah kita melihat tokoh dalam mencari kebenaran, tetapi selamilah kebenaran itu sendiri niscaya kita akan mengetahui siapa tokoh di baliknya.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS Al-Baqarah: 216]

Perumpamaan orang yang bertakwa dalam bertingkah laku adalah seperti berjalan di jalan yang lurus namun banyak duri yang berserakan.
Jangan biasakan berprasangka, sebab sebagian besar prasangka adalah dusta.
Dalam berusaha lihatlah orang yang nasibnya lebih bagus dari kita (orang di atas kita), namun dalam hasil lihatlah orang yang nasibnya lebih buruk dari kita (orang di bawah kita).

Aku telah belajar untuk diam dari orang yang banyak omong, belajar toleran dari orang yang tidak toleran, dan belajar menjadi ramah dari orang yang tak ramah; namun, sungguh aneh, aku tak berterima kasih pada orang-orang ini.

Hiduplah sesukamu tapi engkau pasti mati; berbuatlah sesukamu tapi pasti engkau dibalas (menurut perbuatanmu itu); cintailah siapa saja tapi engkau pasti akan berpisah dengannya.

Barang siapa bershalat dalam sehari-harinya duabelas rekaat maka dibangunlah untuknya sebuah rumah di surga; yaitu empat rekaat sebelum Dhuhur, dua rekaat sesudahnya, dua rekaat sesudah Maghrib, dua rekaat sesudah Isya’ dan dua rekaat sebelum shalat Fajar. [HR. Turmudzi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim komentar anda!