BLOG BASTRINDO BERBAGI INFORMASI SEPUTAR PENDIDIKAN MADRASAH

Jumat, 26 September 2014

Jangan Pilih Serigala Menjadi Pemimpin



Jangan Pilih Serigala Menjadi Pemimpin
Bagian satu.
“Mengapa negeri kita ini, yang subur dan kaya raya tetapi rakyatnya banyak yang miskin melarat?”
“Karena negeri ini salah urus!”.
“Mengapa bisa salah urus?”.
“Karena salah memilih pemimpin!”.
“Memangnya (si)apa yang dipilih rakyat itu untuk memimpin mereka?”.
“Kebanyakan manusia berhati serigala, yang memangsa rakyatnya sendiri!”.
“Koq bisa?”.
“Karena rakyat itu kebanyakan bodoh dan malas, serta inginnya serba instant!”.
“Lha, emang gak ada yang namanya pendidikan politik? Agar rakyat tahu bagaimana memilih pemimpin?”.
“Tidak ada. Dua pihak yang bertanggung jawab melaksanakan pendidikan politik, yakni pemerintah dan partai politik, sengaja tidak melaksanakan kewajibannya itu, agar rakyat tetap bodoh, sehingga mereka bisa tetap berkuasa!”.
“Lalu apa yang harus dilakukan oleh para rakyat yang ketiban sial itu?”.
“Mereka harus segera bangun dari tidur panjangnya. Orang-orang yang terpelajar di antara mereka juga harus mau bekerja keras, mengambil alih tanggung jawab melaksanakan pendidikan politik, yang lama ditelantarkan pemerintah dan parpol. Agar rakyat menjadi pintar hingga bisa keluar dari gua sibuta politik, dan pandai memilih pemimpin. Rakyat harus bisa membedakan antara serigala berbulu domba dengan domba berbulu serigala. Rakyat harusnya memilih pemimpin, bukan semata penguasa!”.
“Memangnya masih ada diantara mereka yang tidak ikutan tercemar hati nuraninya, hingga bisa dijadikan pemimpin?”.
“Ada. Setidaknya ada tiga tokoh di antara mereka yang pintar, pandai, bijaksana, jujur, adil, penuh kasih sayang, amanah, berani, wawasannya luas, iman dan taqwanya juga terjamin, serta berahklak mulia!”
“Siapa saja mereka itu?”.
“Yang pertama Faisal Basri, yang kedua Bain Saptaman, dan yang ketiga adalah Bang Pilot!”.
“Lha…, koq kompasianer semua ???!!…….
“Yang baca ini kan juga cuma kompasianer!”.
“Enggg…. Yusril Ihza Mahendra dan Yusuf Kalla koq gak masuk?”.
“Mereka kan sudah pernah berkuasa, ya mbok gantian gitu…!”.
“Tapi…, Bain Saptaman…, apa gak salah tuh?”.
“Beliau pernah menjadi staf ahli pemerintah bidang pendidikan dan budaya!”.
“Pemerintahan mana?”.
“Pemerintah Republik Planet Kenthir…!”.




SUMBER: KOMPASIANA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim komentar anda!